Sabtu, 14 Januari 2017

CINTA ADALAH CANDU

Cinta adalah penyakit..

Menyebabkan kerusakan kemampuan logika; penolakan realitas,

Membuat orang lemah di hadapan insan yang dicintainya..

Cinta adalah candu..
 
Menyebabkan candu kehidupan, seakan-akan hidup tak punya arti tanpanya, 

Menjadikan seseorang harus memiliki kebergantungan dengannya..

Cinta adalah morfin..

Hanya menghilangkan rasa sakit sesaat dengan kebahagiaan, 

Mengakibatkan kegelisahan berkepanjangan..

Cinta adalah narkoba..

Membuat seseorang sakau saat tak bisa menikmatinya,

Terjerumus melakukan berbagai cara agar dapat memilikinya..

Cinta adalah sakit jiwa..

Menghilangkan kesadaran seseorang akan keindahannya,

Merusak akal sehat seseorang seakan-akan dia lah segalanya..

Cinta adalah stroke.. 

Melumpuhkan sistem kerja saraf seseorang membuatnya tak bisa berbuat apa-apa, 

Membuatnya tak berdaya, hidup dalam keterputus-asaan..

Cinta adalah kamu..

Yang berbahaya dan mematikan,

Tak ada takaran yang tepat untuk mencintai,

Semakin banyak mencintai, semakin banyak pula kesempatan untuk tersakiti..

Senin, 16 Mei 2016

Langkah Langka


Sebelumnya baik-baik saja, hingga kami beranjak dewasa.

Semua masih baik-baik saja, hingga kami menjadi orang tua.

Semua masih tetap baik-baik saja, hingga kami renta.

Semua menjadi tidak baik, ketika kalian datang entah dari mana asalnya.

Semua sangat amat tidak baik, ketika kami merasakan kami mulai langka.

Ini benar-benar tidak baik, kami mulai kehilangan arah.

Ini menjadi tidak baik ketika kami mulai lelah. Lelah mencari jalan untuk kembali pulang kerumah.

Yang kami lihat hanyalah sebuah kobaran api yang sewaktu-waktu dapat merenggut nyawa ini.

Kami letih berlari kesana kemari hingga tertatih tanpa arah tujuan yang pasti.

Kami tak akan berlari lagi. Semua cukup sampai disini kami akhiri.

Jika kalian ingin merenggut nyawa kami, maka renggutlah.

Renggut saja, hingga pada akhirnya langkah kami menjadi langka.

Kami hanya makhluk primata, yang tak berdaya.

Namun satu hal yang harus kalian tahu.

Bukankah kita adalah sama makhluk Tuhan, sama-sama cari makan.

Bukankah kita masih sama makhluk hidup, sama-sama bertahan hidup.

Kami dengan cara kami bertahan, kalian dengan cara kalian untuk hidup.

Dan kita tetap sama, makhluk yang bernyawa yang terlahir didunia.

Kita pun masih tetap sama, tak ada yang berbeda.

Haaiii... kalian makhluk khalifa yang mulia...

Tunjukan satu dosaku kepadamu hingga kau merenggutnya dariku.

Merenggut alamku yang sudah menjadi istanaku. Alamku yang sudah menyatu denganku.

 

Jumat, 15 Januari 2016

L IBU RAN


Ingat kata-kata Kang Maman ; Jika kata-kata kita tulis sambung menyambung tanpa spasi, ia menjadi kalimat tak sempurna, susah dipahami, dan kehilangan arti. Harus ada spasi antar kata juga ada tanda koma agar kita bisa berhenti sejenak, menarik napas sesaat, lalu melanjutkannya. Membaca kembali hingga bertemu tanda titik. Demikian pula dengan kehidupan ini. Bekerja tanpa liburan adalah perjalanan sukses yang panjang, membosankan, dan penuh penderitaan.
Berlibur pun teramat dibutuhkan jika ingin menikmati kehidupan ini. Menarik napas sejenak, merasakan jeda, memberikan kesempatan kepada raga dan jiwa untuk sehat; berlibur sesaat. Rutinitas harian kita membuat mata kita buta dalam melihat keindahan hidup. Liburan sesaat menyadarkan kita tentang indahnya hidup ini.
Libur, kebutuhan semua orang, kaya maupun tak berpunya. Libur bukan sekadar kebutuhan mewah dan mahal, sehingga siapapun bisa melakukannya. Libur tidak harus jauh, tidak harus di tempat istimewa. Cukup bersama dengan orang-orang tercinta, keluarga, kekasih, yang sederhana dengan cinta yang melimpah, dengan senyum dan tawa yang lebar.
Percayalah dengan pernyataan orang-orang tua kita, “Dimana pun kita berada, selalu ada tempat unik dalam radius 10 kilometer untuk dijadikan tempat liburan yang sederhana”. Namun tanpa kita sadari Di dalam kata Libur, hilang l dan r, maka tersisa kata ibu. Di dalam kata libur, ada kata ibu. Berlibur itu seperti pulang ke rumah ibu, ke indung kita saat kita terlahir ke dunia.
Di manapun, kita bisa merasakan kembali hangatnya surga, seperti saat kita berada dalam pelukan hangat, penuh kasih sayang perempuan tercinta di dunia kita; ketika kita masih kecil, tanpa beban, tanpa pikiran tentang hal-hal yang bersifat duniawi, tanpa pikiran tentang Wild World. Hanya ada keriangan dan kebahagiaan. Berlibur adalah tidur di pangkuan ibu, diayun gelombang samudera cinta ibu, dan ketika terbangun kita mendapatkan energi besar untuk menata, menatap, dan meghadapi kehidupan dunia lebih tenang dan terang.
Berlibur adalah menemukan energi dan cahaya ibu. Selamat berlibur, untuk Kawan-kawan semuanya Selamat menikmati samudera cinta ibu.

Rabu, 06 Januari 2016

SURAT UNTUK TUHAN


Kuterima surat yang berisikan pesan tentang keluhMu sebagai Sang Pencipta terhadap diriku yang Engkau ciptakan. Melalui surat balasan ini, inginku curahkan segala keluh kesahku sebagai ciptaanMu dan Engkau sebagai Sang Pencipta. Sempat terlintas didalam benakku bahwa kehadiranMu adalah sesuatu yang benar dan nyata atau sesuatu yang tidak benar namun nyata ataupun sesuatu yang benar namun tak nyata. Sempat pula aku meragukan tentangMu, tentang kehadiranMu, karena yang kutahu Tuhan itu hanya satu; Engkau. Namun sampai saat ini hatipun bergejolak, berkemelut dengan sejuta tanya “Mengapa Engkau dibedakan dengan sebutan nama yang mengatasnamakan agama?”, jika agama mengajarkan kebaikan, lalu mengapa agama mengharuskan perpisahan? Sedangkan pada diri-Mu kulihat kebaikan? . Memang agama kami berbeda nama, namun Tuhan kami tetap sama. Kenapa manusia masih membedakan nama? Bukankah cinta kami kehendakMu juga?

            Tuhan, dengarlah curahanku seperti aku mendengarkan curahanmu, agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara Sang Pencipta dan Yang diciptakan. Semua ini tentang aku, Engkau, dia, dan cinta yang dibedakan atas nama agama. Tentang kami yang sulit menyatu meskipun kami yakin Tuhan kami satu. Tuhan, percayalah, dia juga mencintaiMu, hanya saja dia menyebut namaMu dengan sebutan yang berbeda. Kami sama-sama mendoakan. Aku dengan kedua tanganku yang terbuka menyatu, dan dia dengan kedua tangannya yang mengepal menyatu. Hanya saja yang membedakan kita adalah tasbih yang terselip di tanganku dan rosario ditangannya.
            Aku pun meyakini bila kami berbeda agama tak pernah sedikitpun kami berbatas pada perbedaan. Karena cinta tidak memandang perbedaan, tapi cinta tumbuh didalam perbedaan. Yang namanya cinta itu pasti berawal dari sebuah perbedaan, kemudian menuju kesempurnaan. Namun jika memang pada akhirnya kami harus terusir, maka usirlah kami. Bukan mengusir kami dari Tuhan kami. Ijinkan kami menyayangiMu dengan Iman kami. Karena kami tak pernah menyalahkan cinta, agama, ataupun Tuhan. Yang kami tahu, perbedaan itu ada untuk membuat kita menjadi logis dan lebih dewasa.



Senin, 02 November 2015

SURAT DARI TUHAN

SAAT kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada-Ku, meskipun hanya sepatah kata meminta pendapat-Ku atau bersyukur kepada-Ku atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini dan kemarin. Namun, Aku melihatmu begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. Aku kembali menanti dirimu saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-Ku, tetapi engkau terlalu sibuk. Di suatu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berfikir engkau akan berbicara kepada-Ku, tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seseorang untuk mendengarkan berita terbaru. Surat Dari Tuhan Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu Aku berpikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepada-ku Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-Ku. ltulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut nama-Ku dengan lembut sebelum mereka menyantap rizki yang Aku berikan. Tetapi engkau tidak melakukannya. Bagi-Ku tidak apa-apa, masih ada waktu tersisa dan Aku berharap engkau akan berbicara kepada-Ku, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya masih banyak hal yang harus engkau kerjakan. Lalu setelah tugasmu selesai, engkau pun menyalakan TV dan engkau habiskan banyak waktu untuk menontonnya. 


Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu, tetapi engkau lupa tidak berbicara kepada-Ku. Saat engkau tidur, Aku berpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, engkau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa sepatah katapun nama-Ku engkau sebut. Tidak apa-apa, karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang pernah Advertisement engkau sadari. Aku bahkan ingin mengajari bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat menyayangimu. Setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah engkau bangun kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini engkau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapa-Ku. Aku sendiri bertanya-tanya, apakah salah-Ku kepadamu? Rizki yang Aku limpahkan, kesehatan yang Aku berikan, harta yang Aku relakan, makanan yang Aku hidangkan, anak-anak yang Aku rahmatkan? Apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada-Ku? Percayalah Aku selalu mengasihimu dan Aku tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa-Ku, memohon perlindungan-Ku, dan bersujud menghadap-Ku.

Selasa, 13 Oktober 2015

Contoh Proposal Penelitian Kualitatiff Analisis Model Partisipasi Masyarakat


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Masyarakat merupakan aspek terpenting yang harus ada pada sebuah wilayah, masyarakat sendiri merupakan suatu keseluruhan orang yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu. Dalam masyarakat yang beragam dalam sebuah wilayah akan ada sebuah integrasi sosial. Dimana perwujudan dari adanya integrasi sosial antar anggota masyarakat adalah ketika ada sebuah partisipasi masyarakat pada sebuah kegiatan yang ada pada masyarakat itu sendiri. Partisipasi sendiri berdasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki definisi keikutsertaan warga masyarakat dalam sebuah kegiatan yang ada didalam masyarakat.
Singosari merupakan wilayah yang berdimensi multi atau lebih sering disebut sebagai wilayah peri urban. Disebut sebagai peri urban karena pada dasarnya dari aspek geografis masuk dalam wilayah kota sedangkan dalam aspek sosial masuk wilayah desa, hal ini dikemukakan sendiri oleh salah satu warga yang ketika survey pada tanggal 11 November 2014 menyatakan demikian. Ketika berbicara tentang peri urban hal yang menarik adalah pernyataan yang disampaikan oleh para ketua RT dan ketua RW 03 Kelurahan Candi Renggo, bahwa masyarakat memiliki partisipasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan formal.Masyarakat sangat guyub mengikuti kegiatan formal tersebut, entah dalam kegiatan PKK, pengajian maupun rapat rutinan, meskipun memang masyarakat di lingkungan RW 03 memiliki jenis pekerjaan yang heterogen tapi para Ketua RT dan Ketua RW 03 menyatakan bahwa semakin guyub dan selalu ikut berpartisipasi didalam kegiatan formal tersebut.
Berdasarkan pada fenomena yang ada, dalam penelitian ini akan menganalisis model partisipasi masyarakat RW 03 Kelurahan Candi Renggo yang mana dikatakan sangat guyub, asumsi dasar ketika ada fenomena seperti itu adalah ketika dikatakan masyarakat guyub terhadap kegiatan-kegiatan ormal dan ikutserta maka tentu masyarakat akan berpartisipasi secara langsung dimana secara langsung disini adalah secara fisik masyarakat ikut andil dalam kegiatan-kegiatan formal tersebut bukan hanya ikut kegiatan yang didalamnya misalkan hanya mengikuti arisannya saja tetapi juga rutin ikut kegiatan itu. Jadi model partisipasi sendiri kita melihat pada dua model yaitu model partisipasi langsung dan model partisipasi tidak langsung.
Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain, entah hal tersebut disadari maupun tidak disadari. Hal ini didasarkan pada naluri manusia untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal (= hewan sosial). Dua hasrat atau keinginan pokok yang dimiliki manusia sejak lahirlah yang menyebabkan manusia disebut sebagai makhluk sosial, yaitu hasrat pertama adalah keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat), hasrat kedua adalah keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya (Soekanto, 2012: 101).
Berdasarkan pada fenomena tersebut kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS MODEL PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KEGIATAN FORMAL DI RW 03 KELURAHAN CANDI RENGGO, SINGOSARI, MALANG”.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Bagaimana model partisipasi masyarakat pada kegiatan formal di RW 03 Kelurahan Candi Renggo, Singosari, Malang ?

1.3  TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana model partisipasi masyarakat pada kegiatan formal di RW 03 Kelurahan Candi Renggo, Singosari, Malang ?

1.4  MANFAAT PENELITIAN
1.      Untuk Penulis:
            Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan serta membagi informasi mengenai model partisipasi yang terjadi pada masyarakat Peri Urban dalam kajian sosiologi.
2.      Untuk Masyarakat:
            Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman masyarakat perihal model partisipasi masyarakat Peri Urban.
3.      Untuk Akademis
            Penelitian ini diharapkan dapat menambah kumpulan referensi kajian Sosiologi dengan metode Kualitatif dan penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah kajian mengenai daerah peri urban.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU
Dalam penelitian yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaa Program Desa Siaga di desa Pulau Harapan Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin” pada tahun 2013 yang disusun oleh Rosi Zuliastia menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Desa Siaga. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa berjalannya program Desa Siaga tidak terlepas dari partisipasi atau keterlibatan masyarakat desa yang dilihat dari partisipasi pelaksanaan dan partisipasi memanfaatkan hasil serta menjelaskan bentuk partisipasi masyarakat desa yang dapat dilihat dari adanya partisipasi tenaga dan partisipasi sosial. Namun dalam pelaksanaaan program ini masih minimnya informasi dari pihak-pihak yang terkait, yaitu pemerintah dan aparat desa tentang apa itu program Desa Siaga. Sehingga masyarakat terkesan hanya sebagai objek dari program desa siaga.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam program Desa Siaga di Desa Pulau Harapan yang dilihat dari partisipasi pelaksanaan dan partisipasi memanfaatkan hasil serta menjelaskan bentuk partisipasi masyarakat desa, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang ada diCandi Renggo RW 03 Singosari Malang. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada metode penelitian yang sama yaitu penelitian kualitatif dan persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat. 
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 TEORI STRUKTURAL FUNGSIONALISME
Talcott Parson melahirkan teori fungsional yang membahas tentang perubahan, dimana dalam teorinya Talcott Parson perubahan sosial dalam masyarakat sama halnya seperti pertumbuhan pada makhluk hidup (Susilo, 2008: 107). Parson berpendapat bahwa masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan struktur dan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, secara tidak langsung masyarakat dapat menanggulangi permasalahan hidup dan tumbuh dengan kemampuan lebih baik.
Teori fungsionalisme struktural memiliki latar belakang kelahiran yang mengasumsikan adanya kesamaan antara struktur sosial dengan kehidupan organisme biologis, dimana dalam organisme manusia dianggap saling mempengaruhi dan ketergantungan satu sama lain. Sama halnya dengan organisme manusia, struktur sosial juga terdapat keteraturan dan keseimbangan didalamnya.
Asumsi dasar dari teori fungsionalisme struktural adalah bahwa masyarakat terintegrasi atas kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut di pandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan (Grathoff, 1978: 67-68).
Dalam teori fungsionalisme, Parsons menjelaskan adanya empat fungsi untuk semua sistem tindakan, dimana bertujuan agar sistem sosial bisa bertahan. Parsons menyebutnya imperatif fungsional (Ritzer, 2008:121).
1.    Adaptasi       : Sistem diibaratkan sebagai makhluk hidup, dimana sistem ini  harus menyesuaikan diri dengan lingkunganya agar terus berlangsung hidup.
2.    Goal ( Pencapaian )   : Sistem harus memiliki arah yang jelas agar dapat mencapai tujuanya. Sehingga sistem harus mengatur dan menentukan serta memiliki sumberdaya agar dapat mencapai tujuanya.
3.    Integrasi        : Suatu sistem harus dapat mengatur hubungan antara satu bagian dengan lainya yang menjadi komponenya.
4.    Latensi          : Sebuah sistem harus bisa melengkapi, memperbaiki dan memelihara pola-pola kultural yang menciptakan motivasi.

2.3 DEFINISI KONSEPTUAL
2.3.1 PERI URBAN
Kawasan peri urbandisebut sebagai kawasan yang memiliki dimensi multi, karena makna sekitar perkotaan yang memiliki dua makna, dimana memiliki sifat kedesaan juga sifat kekotaan. Jika dilihat dari segi fisik, indikasinya adalah pemanfaatan lahan, dimana di wilayah kota lebih didominasi oleh lahan non agraris, dan pedesaan didominasi pemanfaatan lahan agraris.
Selanjutnya dari segi sosial ekonomi, indikasinya adalah status pekerjaan masyarakat, dimana wilayah perkotaan cenderung sebagai pegawai, pedagang, dan pedesaan cenderung sebagai petan dan buruh tani. Menurut Mc Gee (1994: 13) batas terluar dari kawasan peri urban ini adalah tempat dimana orang masih mau melaju untuk bekerja atau melakukan kegiatan ke kota. Pandangan Mc Gee ini dapat diartikan pada pagi hari orang melakukan perjalanan dari pedesaan menuju perkotaan, dan pada sore hari orang melakukan pulang dari perkotaan menuju pedesaan. Menurut Andreas (1942) kawasan peri urban merupakan suatu zona yang didalamnya terdapat campuran antara struktur lahan pedesaan dan lahan perkotaan.
2.3.2 KONSEP PARTISIPASI
Secara harfiah partisipasi berarti “turut berperan serta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”. Secara luas partisipasi sendiri dapat didefinisikan sebagai “bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan”. (Moeliono, 2004 dalam fahrudin, Adi. Ph. D., hal: 36).
Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang secara sukarela tanpa dipaksa sebagaimana yang dijelaskan Sastropoetro (1988), bahwa partisipasi adalah keterlibatan spontan dengan kesadaran disertai tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan. Menurut Mubyarto (1985), partisipasi adalah kesadaran untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.
Berdasarkan pendapat Sundariningrum dalam Sugiyah (2001:38), memberikan sebuah klasifikasi partisipasi berdasarkan cara keterlibatannya menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu:
Partisipasi Langsung yaitu salah satu bentuk partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan yang sedang terjadi, serta mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapan orang lain. Sedangkan partisipasi tidak langsung dapat terjadi apabila individu mendelegasikan hal partisipasinya, artinya jika ada kegiatan individu cenderung tidak ikut serta hadir dan tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami feomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong 2007:6). Manusia merupakan makhluk sosial yang bersifat dinamisdan tidak bisa dipungkiri oleh manusia. Maka dari itu, peneliti memilih metode penelitian yang bersifat kualitatif untuk menganalisis ,mencari, dan mengolah data  hasil dari penelitian tersebut. Penelitian kualitatif dapat digunakan dengan memahami interaksi yang ada dalam lingkungan sosial secara mendalam dan luas dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan lainnya sehingga menemukan sebuah titik yang akan membentuk pola atau hasil yang sebenarnya. Penelitian yang sebenarnya dimaksud adalah penemuan peristiwa yang berdasarkan realita yang ada untuk penarikan sebuah kesimpulan dari hasil sang peneliti. Metode kualitatif merupakan metode yang paling konkrit dan kontruksional dalam penggabungan ide-ide dan realita yang ada secara menyeluruh yang akhirnya nanti dapat menciptakan gambaran yang luas dan mudah dipahami oleh orang lain.


3.2 WAKTU dan LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dijadwalkan berlangsung selama 4 hari 3 malam, yang dimulai pada tanggal 13 – 16 November 2014. Lokasi penelitian adalah di RW 03 Kelurahan Candi Renggo, Singosari, Malang. Lokasi tersebut dipilih karena dalam Kelurahan Candi Renggo masuk wilayah peri urban dimana wilayah ini berdimensi multi, yang mana secara aspek geografis termasuk dalam wilayah kota namun disisi lain yaitu secara aspek sosial masuk desa. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan beberapa orang yang menyatakan bahwa wilayah Kelurahan Candi Renggo tidak termasuk desa tetapi juga tidak termasuk wilayah kota. Oleh karena itu wilayah Kelurahan Candi Renggo cocok untuk dijadikan lokasi penelitian dengan tema Dinamika Sosial dalam wilayah Peri Urban.

3.3 BATASAN PENELITIAN
Batasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini akan melakukan analisis tentang model partisipasi masyarakat berdasarkan pada cara keterlibatannya pada kegiatan formal yang ada di RW 03 Kelurahan Candi Renggo, Singosari, Malang.

3.4 TEKNIK PENENTUAN INFORMAN
Dalam penelitian ini teknik penentuan informan yang digunakan adalah teknik purposive sampling, dimana informan yang dipilih harus masuk dalam kriteria yang kami berikan pada penelitian ini. Kriteria tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Pengurus Desa yang meliputi Ketua RW 03 dan Ketua RT/Istri. (2) Anggota masyarakat di RW 03.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalamteknik pengumpulan data dalam metode kualitatif haruslah doperoleh data secara mendalam, mendalam,  jelas, dan sangatlah spesifik. Seperti yang dijelaskan sugiyono (2009:225) yakni memperoleh data dapat diperolah dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan. Maka dari itu, peneliti menggunakan bebrapa teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara dan dokumentasi.
1.     Observasi
                 Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan sebuah rangkaian proses yang kompleks. Dalam teknik ini yang terpenting adalah peneliti harus cermat dalam mengamati dan mengingat setiap gejala-gejala yang ditemui (Husaini, 2008:52). Teknik ini adalah teknik pengamatan yang secara langsung dilakukan oleh peneliti terhadap hal-hal yang faktual. Dalam penelitian ini peneliti secara langsung datang di RW 03 Kelurahan Candi Renggo, untuk melihat segala bentuk aktivitas masyarakat.
                 .
2.     Wawancara
                 Wawancara adalah salah satu instrumen pengumpul data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Subana dkk, 2000: 29). Teknik wawancara ini menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin, dalam pelaksanaanya peneliti hanya membawa pedoman yang berisi garis besar tentang topik penelitian. Dalam penelitian ini, yang diwawancarai adalah ketua RW 03 dan Ketua RT serta anggota masyarakat yang ada di RW 03 Kelurahan Candi Renggo, Singosari, Malang.

3.     Dokumentasi
             Dokumentasi merupakan suatu peristiwa, catatan peristiwa yang sudah lalu (Sugiyono,2009:24). Bentuk data yang digunakan berupa foto, gambar, video, serta data-data mengenai masyarakat Singosari-Malang yang didapat dari Bapak Kepala Desa atau pun RT/RW. Dalam penelitian ini dokumentasi penelitian adalah recorder hasil wawancara, foto para informan serta video hasil wawancara.

3.6 JENIS dan SUMBER DATA
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder:
a.      Data Primer
      Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:225). Sumber data ini kami dapatkan dengan beberapa cara, yaitu dengan pengamatan langsung ke lapangan untuk melihat fenomena apa yang dapat peneliti dapatkan dan menjadi data penting dalam penelitian ini. Kedua yaitu dengan wawancara yang kami lakukan secara langsung kepada informan yang kompeten.
b.      Data Sekunder
      Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan informasi secara langsung kepada peneliti. Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2012:225). Artinya data ini merupakan data pendukung atau penunjang penelitian, bentuk dari data sekunder yang kami gunakan ada beberapa yaitu dapat berupa data olahan lebih lanjut dari data primer oleh orang lain, dokumentasi atau catatan peristiwa yang lalu, dan studi pustaka dari buku, jurnal atau skripsi yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3.7 TEKNIK ANALISA DATA
Hasil penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk deskriptif karena pada dasarnya penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana pada penelitian ini akan lebih banyak menguraikan hasil wawancara. Dengan metode deskriptif kualitatif maka teknik analisa data dalam penelitian ini meliputi 3 tahapan, yaitu:
1.    Reduksi Data
Reduksi data dapat dimaknai sebagai sebuah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Fokus pada reduksi data adalah menggaris bawahi hasil transkip wawancara yang sesuai dengan tema/topik penelitian.

2.    Display Data
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi terusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam display data ini bentuk penyajiannya bisa berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

3.    Penarikan Kesimpulan
Dalam tahapan ini yang dilakukan adalah melakukan interpretasi data yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Pada tahapan ini dijelaskan bagaimana keterkaitan fenomena-fenomena di lapangan dengan konsep yang ada pada penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada ( Rajawali Perss ).
Rachmad K.Dwi Susilo. 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Grathoff, Richard. 1978. The Correspondence between Alfred Schutz and Talcot parsons: The Theory of Social Action. London: Indiana University Press.
George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Sabari Yunus, Hadi. 2008. Dinamika Wilayah Peri-Urban; Determinasi Masa Depan Kota. Yogyakarta: Pustaka pelajar Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta